The makasar atau makassar Diaries



Paotere port (Paotere port). Makassar's major port and residential to a lot of its ships, including common "Phinisi" boats. Locals are welcoming and you may even get invited to have a look inside the ship.

Nikmati transparansi penuh dan royalti bulanan yang stabil dari System digital musik world. Bergabunglah dengan kami untuk perjalanan musik yang menginspirasi dan menguntungkan

Through the serenade of classic music echoing by ancient fortresses towards the tantalizing aromas wafting from night time marketplaces, each day in this article promises new discoveries.

Conservation efforts by neighborhood communities have produced sanctuaries the place guests can witness the harmony of people and character, fostering a sustainable romance With all the aquatic realm.

Get Instructions To view Makassar at its most spontaneous, pay a visit to the Pantai Losari seaside promenade just just before sundown—It is really a favourite prevent for individuals viewing everyone from tourists to reptile fanciers who are all there to enjoy a good looking sunset.

While it won't technically be the real centre of Indonesia (if that is definitely even feasible to determine with more than 17000 islands) Makassar is the largest city nearest the middle of Indonesia. The airport displays that with flights from throughout Indonesia flying listed here.

Pete-pete minibuses in Makassar Makassar has a community transportation technique known as pete-pete. A pete-pete (regarded elsewhere in Indonesia as an angkot) is a minibus which has been modified to carry passengers. The route of Makassar's pete-petes is denoted from the letter around the windshield.

Komoditi ekspor utama Makassar adalah beras, yang dapat ditukar dengan rempah-rempah dari Maluku maupun barang-barang manufaktur asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat. Dari laporan saudagar Portugal maupun catatan-catatan lontara setempat, diketahui bahwa peranan penting saudagar Melayu dalam perdagangan yang berdasarkan pertukaran hasil pertanian dengan barang-barang impor. Dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya, yang pada umumnya berbasis agraris, maka Makassar menguasai kawasan pertanian yang relatif luas dan berusaha pula untuk membujuk para saudagar di kerajaan sekitarnya agar pindah ke Makassar, sehingga kegiatan perdagangan semakin terkonsentrasi di bandar niaga baru Makassar.

To interact much more deeply with Makassar’s creative scene, join in a workshop or perhaps a tradition wander. Experiences which include batik portray, pottery producing, or simply musical instrument crafting workshops not simply give exceptional souvenirs but additionally a bit of Makassar’s heritage that you've got helped to keep alive.

Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Pinisi dan Lambo dan juga menjadi pusat niaga nelayan.

My Coffee, around the Coastline highway just north of the town of Makassar sign and park has AC, espresso beverages, along with a welcoming sense.

Baru pada Tahun 1669, akhirnya dapat merata-tanahkan kota Makassar dan benteng terbesarnya, Somba Opu. Bagi Sulawesi Selatan, kejatuhan Makassar di tangan federasi itu merupakan sebuah titik balik yang berarti bahwa Bandar Niaga Makassar menjadi wilayah kekuasaan VOC, dan beberapa pasal perjanjian perdamaian membatasi dengan ketat kegiatan pelayaran antar-pulau Gowa-Tallo dan sekutunya. Pelabuhan Makassar ditutup bagi pedagang asing, sehingga komunitas saudagar hijrah ke pelabuhan-pelabuhan lain. Pada beberapa dekade pertama setelah pemusnahan kota dan bandar Makassar, penduduk yang tersisa membangun sebuah pemukiman baru di sebelah utara bekas Benteng Ujung Pandang, benteng pertahanan pinggir utara kota lama itu pada Tahun 1673 ditata ulang oleh VOC sebagai pusat pertahanan dan pemerintahan diberi nama baru Fort Rotterdam, dan ‘kota baru’ yang mulai tumbuh di sekelilingnya itu dinamakan ‘Vlaardingen’. Pemukiman itu jauh lebih kecil daripada Kota Raya Makassar yang telah dihancurkan. Pada dekade pertama seusai perang, seluruh kawasan itu dihuni tidak lebih 2.000 jiwa, pada pertengahan abad ke-18 jumlah itu meningkat menjadi sekitar 5.000 orang, setengah di antaranya berupa budak. Selama dikuasai VOC, Makassar menjadi sebuah kota yang terlupakan, maupun para penjajah kolonial pada abad ke-19 itu tak mampu menaklukkan jazirah Sulawesi Selatan yang sampai awal abad ke-20 masih terdiri dari lusinan kerajaan kecil yang independen dari pemerintahan asing, bahkan sering harus mempertahankan diri terhadap serangan militer yang dilakukan kerajaan-kerajaan itu. Maka, ‘Kota Kompeni’ itu hanya berfungsi sebagai pos pengamanan di jalur utara perdagangan rempahrempah tanpa hinterland bentuknya pun bukan ‘bentuk kota’, tetapi suatu aglomerasi kampung-kampung di pesisir pantai sekeliling Fort Rotterdam.

Scenes of vigorous haggling, laughter around shared cigarettes, along with the unloading of cargoes from nearby islands are the lifeblood of this place. It’s a raw, genuine practical experience that faucets in the essence of Makassar’s seafaring identification.

The motion was taken at the time Makassar was growing from its authentic 21 km2 to encompass neighboring locations to de-emphasise the ethnic connotations of the identify, enlarged makasar to its current space.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *